BELUM DIANGKUT: Salah satu tumpukkan sampah di ruas jalan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid Pancor nampak belum diangkut akibat warga yang tidak taat pada jadwal yang dikeluarkan pihak dinas.
SELONG -- Sampah merupakan salah satu masalah serius yang harus segera dituntaskan. Selain merusak pemandangan, sampah juga merupakan sumber penyakit bagi masyarakat.
Di sekitar ibukota Lombok Timur, Selong, tumpukan sampah hingga saat ini masih terlihat. Salah satunya di Kota Santri, Pancor.
Tumpukan sampah di pinggir jalan tersebut tidak hanya mengganggu keindahan kota. Namun, letaknya yang berada di depan sekolah juga cukup mengganggu.
Terhadap fenomena ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Lombok Timur, Zaidar Rohman mengungkapkan, hingga saat ini kesadaran masyarakat belum tumbuh maksimal.
Sebelumnya, pihak dinas mengaku telah mengumpulkan masyarakat beserta kepala lingkungan di lokasi setempat. Namun, tetap saja sampah masih terlihat menumpuk di pinggir jalan.
"Kami sudah pernah mengumpulkan warga juga malam-malam di musala di lauk masjid minta kesadaran, paling tidak taat mengeluarkan sampah sesuai jadwal," ucapnya, Rabu (22/9).
Zaidar menyatakan, pemberian edukasi pilah sampah merupakan salah satu strategi yang pernah dilakukan dalam memberi kesadaran kepada masyarakat. Namun, bagi mantan Camat Sembalun tersebut bukan hal yang mudah mengedukasi masyarakat terkait hal itu.
Namun, edukasi semacam itu masih dinilai penting dalam mensukseskan penuntasan sampah. Karena itu, pihaknya hingga saat ini masih belum menyerah menerapkan sistem edukasi dalam mengatasi persoalan tersebut.
"Memang tidak mudah memberi kesadaran, namun tidak boleh putus asa, harus terus menerus dan butuh kerjasama semua pihak," ungkapnya.
Zaidar tidak menafikan, untuk memaksimalkan pengentasan sampah pihaknya harus memiliki banyak strategi lain. Namun, saat ini pihaknya masih memaksimalkan gerakan edukasi sampah. (hs)