DARA NGINDANG: Beginilah suasana Festival Dara Ngindang yang diselenggarakan di Desa Lendang Belo Kecamatan Montong Gading Lombok Timur.
SELONG -- Apa jadinya jika ribuan burung merpati terbang di langit? Pemandangan langka ini bakal tersaji dalam Festival Dara Ngindang.
Festival ini tersaji di Desa Lendang Belo, Kecamatan Montong Gading Lombok Timur.
Sedianya festival ini diangkat dari tradisi dan kebiasaan masyarakat Lombok. Tradisi merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan para pemelihara burung merpati.
Lazim diketahui, melepas burung merpati terbang di udara dilakukan masyarakat Lombok pada pagi atau sore hari. Aktivitas burung merpati yang terbang inilah yang disebut Dara Ngindang.
Dalam bahasa Sasak (Suku di Lombok), kata Dara berarti burung merpati. Sementara Ngindang berarti terbang melayang di udara.
Inisiator Festival Dara Ngindang, Surya Jaya menerangkan, acara tersebut baru pertama kali dijadikan event di desa setempat. Kedepan gelaran itu direncanakan hendak menjadi agenda tahunan.
"Insya alloh nantinya Festival ini nantinya akan kita jadikan event tahunan, " ucap Surya Jaya, Jum'at (22/10).
Konon sebelum adanya layanan pengantar pesan, merpati lah sebagai media yang dimanfaatkan. Burung ini juga, merupakan lambang pemersatu bangsa bahkan dunia lantaran dianggap sebagai lambang cinta.
Bergeser dengan kondisi kekinian, pengantar pesan tidak lagi menggunakan burung ini. Hanya saja, simbol burung merpati sebagai penyampai pesan sudah bisa ditemui, salah satunya dalam logo PT Pos Indonesia.
"Tujuannya, untuk mengangkat kembali budaya, yang digelar dalam bentuk festival," sebutnya.
Ia menerangkan, dalam kegiatan itu ada ribuan burung dara yang dilepas. Burung tersebut berasal dari berbagai wilayah seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Utara.
Dalam festival ini, sekitar 200 peserta yang terdaftar. Dari jumlah itu, masing-masing peserta diharuskan membawa sepasang merpati.
"Dengan jumlah Burung Dara atau Burung Merpati Kurang dari 2 ribu ekor," paparnya.
Ia berharap dengan digelarnya kegiatan itu pertama, Desa Wisata Lendang Belo dapat dikenal dunia. Kedua, yakni kemajuan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
"Saya harapkan burung merpati sebagai burung legendaris ini supaya bisa menjadi nilai jual yang lebih tinggi kedepannya," harap Jaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, H Mugni, bersyukur atas digelarnya kegiatan itu di desa tersebut. Tercatat sudah dua kali diadakan kegiatan serupa di lokasi itu.
"Festival ini sudah kedua kalinya di laksanakan dan Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar," jelasnya.
Ia mengatakan, tak hanya dirinya yang menghadiri kegiatan itu. Namun juga Pemprov NTB juga turut meramaikan festival tersebut.
Ia menyebut tradisi semacam ini datang dari bawah. Kegiatan budaya masyarakat semacam itu harus diangkat dari kesadaran akar rumput. (kin)