Ilustrasi
MATARAM -- Tercatat sebanyak sembilan daerah mengalami kekeringan di NTB. Kondisi rutin ini terjadi hampir setiap tahun setiap kali musim kemarau.
Kekeringan yang dialami daerah-daerah ini lantaran probabilitas curah hujan yang sangat rendah. Kondisi inilah yang menyebabkan kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, H Sahdan mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah cepat menanggulangi masalah tersebut.
"Secara jangka pendek kita droping air bersih ke masyarakat terdampak. BPBD NTB memberikan dana ke BPBD Kabupaten untuk membeli air bersih lalu mereka yang droping," katanya, Jum'at (22/10).
Dari sembilan kabupaten kota yang disiapkan backup air bersih, baru Kabupaten Sumbawa, Lombok Barat, dan Bima yang memanfaatkan persediaan dari Pemprov NTB. Sementara KLU, Lombok Tengah, Lombok Timur, KSB, dan Dompu sedang menggunakan dana sendiri.
Langkah ini dilakukan agar tidak tumpang tindih. Sementara Kota Bima cukup dengan dana sendiri tidak perlu di-backup.
Ia juga menyampaikan langkah-langkah yang disiapkan jangka penjang untuk menanggulangi kekeringan kedepan. Di antaranya, membuat sumur bor dan sumur gali pada daerah-daerah yang menjadi langganan kekeringan.
Selain itu, BPBD NTB berkoordinasi dengan Dinas PUPR menentukan titik-titik sumur bor yang dilaksanakan PUPR.
BPBD NTB juga mengusulkan atau berkoordinasi dengan BWS NTB dan PUPR serta balai PPW untuk pembuatan embung. Termasuk, cek dam, dan bangunan penampungan air seperti spam pedesaan yg dibuat oleh balai PPW NTB.
"Kita juga melakukan reboisasi hutan sebagai daerah konservasi air oleh dinas LHK," ucapnya. (jl)