Ilustrasi |
SELONG -- Curah hujan cukup tinggi belakangan ini. Kondisi ini berpemgaruh terhadap potensi serangan demam berdarah.
"Cuaca tidak menentu, kondisi seperti ini harus diwaspadai karena perkembangan jentik nyamuk lebih cepat," ucap kepala Tata Usaha Puskesmas Selong, Lalu Muktar, Kamis (11/11).
Di Kecamatan Selong, baru-baru ini telah ditemukan lokasi perkembangbiakan jentik. Tiga rumah warga yang berlokasi di Lingkungan Seruni diketahui banyak jentik.
Beruntung tim Puskesmas melakukan penanganan lebih cepat sehingga jentik dapat dimusnahkan.
Dari kejadian tersebut, tim kesehatan Puskesmas Selong mulai melakukan pemetaan terhadap beberapa kelurahan yang dinilai memiliki potensi besar timbulnya jentik. Ada 6 kelurahan yang telah dipetakan di Kecamatan Selong.
Untuk memaksimalkan penanganan jentik, tim kesehatan Puskesmas Selong bakal menurunkan pasukan berupa kader juru pemantau jentik (jumantik) di setiap kelurahan. Hal itu dilakukan agar kontrol terhadap perkembangan jentik dapat terlaksana maksimal.
Tidak hanya itu, tim Puskesmas Selong saat ini tengah memulai mensosialisasikan bahaya serangan demam berdarah. Ia tidak menginginkan kasus demam berdarah di Kecamatan Selong mengalami peningkatan.
Tak ragu, Muktar menyebutkan, di tahun 2021 ini, kasus DBD baru mencapai belasan orang. Kasus tersebut terhitung sejak Januari hingga November bulan ini.
"Kasus DBD kita selama tahun ini sudah mencapai belasan," ucapnya.
Lebih lanjut, Muktar menyebut pihaknya bakal melakukan antisipasi penyebaran nyamuk DBD lebih dini. Hal itu untuk memastikan angka kasus DBD di Kecamatan Selong tidak mencapai angka 20 kasus.
Sebab, kata dia, jika kasus DBD telah mencapai angka 20, hal itu petanda suatu wilayah terhitung gawat (endemi).
"Kalau sudah menvapai 20 kasus itu petanda gawat (endemi)," singkatnya.
Ia berharap, dengan strategi dan kejasama tim yang baik, kasus DBD dapat diantisipasi selama musim hujan. Ia menghimbau agar masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara menguras bak mandi dan mengubur barang bekas. (hs)