BERPOSE: Presiden LFC H Bambang Kristiono bersama Atase Pertahanan KBRI di Brasil, Kolonel PNB Humaidi Syarif Romas.
MATARAM -- Atase Pertahanan KBRI di Brazil rupanya putra Lombok kelahiran Mataram. Sosok itu adalah Kolonel ONB Humaidi Syarif Romas.
Atase yang kini menginjak usia 44 tahun ini baru bertugas di Negeri Samba tersebut. Ia ditempatkan sekitar sebulan lamanya.
Menempati posisi penting di negeri yang dikenal melahirkan para talenta hebat pesepakbola itu menjadi kebanggaan tersendiri. Kemunculan figur Humaidi diketahui dari kunjungan Presiden Lombok Football Club, H Bambang Kristiono (HBK) di Rio de Jenairo, ibukota negara itu.
Sedianya kehadiran HBK di salah satu negeri kiblat sepakbola dunia itu tak lain untuk mencari talenta di negeri itu untuk diboyong dalam skuad LFC. Talenta itu menjadi tandem bermain para pesepakbola yang kini sudah lebih dulu menghuni LFC.
“Bertemu dengan orang sekampung yang sekarang sedang melaksanakan tugas negara jauh di perantauan, di belahan dunia lain, saya benar-benar surprise,” kata HBK melalui keterangan tertulis, Selasa (2/11).
Di Brazil, HBK sedianya sedang mempelajari dari dekat pengelolaan klub sepakbola. HBK juga sedang menjajaki kemungkinan kerja sama terkait pengembangan klub yang sedang dirintisnya.
Merasa berasal dari daerah yang sama, jadilah pertemuan HBK dengan Kolonel Pnb Humaidi berlangsung begitu guyub. HBK mengaku, dirinya langsung akrab, nyambung, dan menjadi dekat.
"Saya merasa bangga, senang, dan bersyukur sekali, melihat anak muda Lombok yang memiliki prestasi luar biasa,” katanya.
HBK menegaskan, memiliki latar belakang karier militer dengan profesi seorang penerbang, bukanlah capaian yang sembarangan. Diperlukan intelegensia yang tinggi, fisik yang prima, serta kepribadian yang mumpuni dapat menjalani karier profesi tersebut.
“Keyakinan saya, dalam tiga atau empat tahun kedepan, Pulau Lombok akan memiliki seorang perwira tinggi berpangkat bintang atau jenderal,” katanya.
Politisi Partai Gerinda ini pun menegaskan, capaian Kolonel Pnb Humaidi diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi anak muda Lombok yang lain. Keberhasilan pada hakekatnya peluang semua orang tanpa melihat latar belakang ataupun status sosialnya.
"Kuncinya, asal mau dan mampu belajar dengan sungguh-sungguh," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Kolonel Pnb Humaidi menyampaikan komitmen membantu HBK mewujudkan cita-cita membangun klub sepakbola profesional. Dimana klub itu nantinya bisa menjadi kebanggaan dan sekaligus kecintaan masyarakat di Pulau Seribu Masjid.
Ia berjanji akan mencari akses untuk mendapatkan pelatih-pelatih serta talenta-talenta muda pesepakbola Brazil.
"Saya senang mendapat amanah dan kepercayaan dari Pak HBK untuk mencari pelatih-pelatih dan pesepabola Brazil sebagai tandem dari pelatih-pelatih dan pesepakbola di Lombok,” katanya.
Dia menegaskan, sebagai putra asli Pulau Lombok, dirinya merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjuangan HBK. Ini penting dalam mewujudkan Pulau Lombok lebih dikenal, lebih dicintai, dan lebih dihormati di tingkat nasional bahkan internasional melalui klub sepakbolanya.
“Perhatian serta kecintaan Pak HBK kepada masyarakat Lombok bisa saya rasakan dalam beberapa hari perbincangannya selama beliau berada di Brazil. Terima kasih dan salut buat Pak HBK, senior yang memiliki visi konstruktif buat membangun Dapil-nya," tandasnya.
Sementara itu, Juru Bicara LFC Rannya Agustira Kristiono mengungkapkan, studi banding ke Brazil ini diperlukan untuk mengantisipasi kiprah LFC kedepan. Seperti publik sepakbola Bumi Gora tahu, LFC memasang target tinggi dengan menjadi juara Liga 3.
Hal itu kemudian akan menjadi jalan bagi LFC naik kelas ke Liga 2 setelah selesai mengikuti tahapan di Liga 3 Nasional.
Rannya menekankan, di kompetisi Liga 2 nanti, pastinya LFC akan berhadapan dengan tim-tim besar. Tim-tim tersebut memiliki kualitas pemain-pemain yang tangguh, serta dukungan dana yang kuat.
Sebut saja Arema Malang yang sekarang sudah diambil-alih oleh Juragan 99. Atau RANS Cilegon FC, yang sudah dimilik Raffi Ahmad.
Ada pula Persis Solo yang dimiliki putra bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep. Belum lagi PSG Pati milik Youtuber Atta Halilintar, serta banyak lagi klub-klub lainnya yang dihuni oleh pemain-pemain hebat.
Dengan studi banding ini, LFC diharapkan tidak gagap dan bisa lebih menyiapkan diri. Baik dalam manajerial pengelolaan maupun dukungan dana sehingga pengelolaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
“Karena diperlukan napas yang panjang, keberanian, dan tekad yang kuat untuk bertarung di tingkat yang lebih tinggi setelah lolos dan menjadi juara di Liga 3 NTB,” tandas Rannya.
Dia pun memberi gambaran dimana nantinya LFC juga mesti bertanding ke luar wilayah. Untuk menjalani capaian tersebut, pastinya LFC juga memerlukan dukungan dana yang sangat besar, khususnya dalam memenuhi tuntutan bertanding di luar NTB.
Mulai dari biaya tiket pesawat, transportasi penjemputan di tempat, penginapan, konsumsi di luar asrama, serta uang saku atau allowance perorangan.
“Jadi, manajemen pengelolaan dan penyiapan dukungan finansial yang terencana, harus disiapkan dan dipikirkan secara matang dari sekarang,” tandas dara yang masih menempuh studi di Brunel University, London, Inggris ini. (jl)