LAUNCHING: Jajaran Ponpes Thohir Yasin melaunching duaninovasi yang baru saja digagas untuk mempermudah santri.
SELONG -- Kreatif. Begitulah kata yang tepat untuk pengurus Pondok Pesantren Salaf Modern (PPSM) Tohir Yasin.
Pasalnya, Ponpes yang terletak di Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur itu tak henti-hentinya melakukan inovasi. Terbaru yakni Thohir Yasin Mart dan Kartu Edu Smart Amanah Santri yang baru saja diluncurkan.
Kepala Sekolah Pondok Pesantren Salaf Modern (PPSM) Thohir Yasin, Ahmad Patoni menerangkan, Thohir Yasin Mart dan Kartu Edu Smart Amanah Santri merupakan salah satu dari sekian banyak ikhtiar mengambangkan pesantren sesuai arus perkembangan zaman.
Mulanya Thohir Yasin Mart didirikan berdasarkan semangat dari pendiri Ponpes tersebut. Inovasi ini agar ponpes itu memiliki sebuah retail modern yang bisa dimanfaatkan oleh santri dan santriwati.
“Kalau di luar sana banyak aktivis turun ke jalan untuk menolak pendirian retail modern, justru di Thohir Yasin ini santri dididik untuk mendirikan Thohir Yasin Mart,” ucap Ustazd Ahmad Patoni, Kamis (11/11).
Retail modern yang baru saja diresmikan itu, ujarnya, akan terus dikembangkan ke depannya. Langkah ini diambil sejalan dengan perintah pindiri Ponpes yang telah memberikan kewenangan penuh untuk mengembangkannya.
Namun semua tak semudah menbalikan telapak tangan. Proses pendirian retail modern memiliki banyak rintangan yang harus dilewati.
Salah satunya ialah kendala pada pendanaan. Namun demikian, berkat keikhlasan dan semangat dari semua pengurus Ponpes, tantangan itu disebunya dapat dilalui.
Ia menuturkan, pendiri Ponpes Salaf Modern Almukarrom TGH Ismail Thohir, selalu mendidik santrinya terus berjuang. Hal itu yang disebutnya menjadi spirit kuat untuk terus berinovasi.
"Jangan tanyakan ada dan tidak uangnya. kerjakan saja dulu kalau kamu ikhlas maka Allah akan memberikan jalan untuk perjuangan kita,” tuturnya.
Dalam proses pendirian Thohir Yasin Mart disebutnya tak memakan waktu lama, tapi hanya sekitar dua minggu dan langsung diresmikan.
"Prinsipnya, jangan pernah tolak retail modern itu, tapi belajar dari sana untuk membuat hal yang sama untuk umat," ujarnya.
Pria lulusan UIN Malang tersebut menjelaskan, selain Thohir Yasin Mart pihaknya juga dalam waktu yang sama membuat kartu santri.
Lahirnya kartu itu, jelasnya, ialah hasil kajiannya bersama para guru dan yang lainnya selama bertahun-tahun. Prihal itu disebutnya dilatarbelakangi lantaran selama ini banyak kejadian yang disebutnya merugikan para santri.
Semisal santri yang sering kehilangan uang. Awalnya kartu itu diciptakan dalam berbentuk kupon, tapi hal itu tak efektif lagi.
Ini karena jumlah santri di lokasi itu sudah mencapai ratusan, bahkan ribuan. Ia menyebutkan, sampai saat ini di Ponpes tersebut terdapat 1.500 orang.
Baru-baru ini, pihaknya menemukan satu konsep dengan membuat kartu yang sifatnya terintegrasi. Di dalam card itu terdapat absensi santri di Ponpes tersebut.
Jadi, ucapnya, pihaknya dengan mudah mengetahui santri yang masuk dan tidak. Kelebihan lainnya, lewat kartu itu pengurus dapat melihat siswa melakukan transaksi belanja di lokasi yang telah disediakan.
Masih kata Patoni, kartu itu disebutnya sebagai bentuk transparansi dari pengelola Ponpes tetsebut. Sebab dengan adanya chip itu, pihaknya bisa melihat laju arah dari dana pembangunan, serta dapat juga sebagai ikhtiar untuk menerapkan konsep ekonomi yang efisien.
“Hanya dengan satu kartu itu juga bisa berbelanja di Thohir Yasin Mart sesuai dengan isi kapasitas uang yang ada di dalam kartu tersebut,” kata Patoni.
General Manager Devisi Dana dan Jasa Bank NTB Sayriah, Lalu Purnawan menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Ponpes. Ia menyebutnya Thohir Yasin telah menjadi partner setia dalam mengembangkan produk-produk digital yang memudahkan akses transaksi masyarakat.
Ia menjelaskan, keberadaan kartu ini ialah untuk memperkuat reputasi Ponpes, memudahkan transaksi dan transparansi, serta memberikan pelayanan yang aktual melalui mobile.
“Edu Smart Amanah ini hadir untuk membantu institusi dan memberikan pelayanan yang efisien, efektif, inovatif. Tentunya aksi-aksi ini dimulai dengan sistem pelayanan dan transformatif. Sehingga kami sudah lama mempersiapkan hal ini, dan alhamdulillah di hari ini dapat kita launching bersama-sama,” paparnya.
Sementra itu, Sekda Lotim, HM Juaini Taofik, mengatakan selalu bangga dengan keberadaan ponpes tersebut. Sebab, kata dia, selain inovatif juga update, mengikuti program pemerintah, serta bisa dijadikan roll model bagi pondok-pondok pesantren lain yang ingin maju dan berkembang.
"Selamat pada hari ini Thohir Yasin Mart di launching," jelasnya.
Sebenarnya, kata Taofik, apa yang dilakukan di ponpes itu untuk mempermudah pelayanan bagi santri-santriwati dan masyarakat. Hal itu disebutnya sejalan dengan apa yang pernah digagas pemerintah daerah, yaitu membangun dan mengembangkan Bumdes Mart di desa-desa.
Menurutnya, hal itu terlihat mudah namun saat dilaksanakan ternyata memiliki permasalah yang begitu kompleks.
Tapi dirinya bersyukur, dengan keistiqomahan pengurus dalam mengupdate informasi baik yang terajdi di berbagai belahan Indonesia, maupun di dunia.
Sementara itu, Mudir’am Ponpes Thohir Yasin, TGH Ismail Thohir menyampaikan, di usia Ponpes yang sudah menginjak sekitat 31 tahun, sudah saatnya berlari dan terbang. Dengan dibukanya Thohir Yasin Mart ini akan mempermudah segala aktivitas transaksi belanja yang dilakukan oleh santri dan santriwati.
Bahkan nantinya, Thohir Yasin Mart bukan hanya diperuntukkan bagi santri saja, namun akan lebih luas agar bisa dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar.
"Kedepannya kita juga akan bangunkan Thohir Yasin Mart untuk santri laki-Laki dan juga untuk masyarakat," pungkasnya. (kin)