Saepul Akhkam
GERUNG -- Ajang MotoGP bakal digelar Maret mendatang di Sirkuit Mandalika. Namun demikian, tingkat okupansi (hunian) hotel di Lombok membludak.
Di kawasan wisata Senggigi, Kecamatan Batulayar Lombok Barat misalnya. Dari 2 ribu lebih kamar hotel yang tersedia sudah full booking.
Sedianya perhelatan MotoGP yang digelar 18-20 Maret nanti ditaksir bakal menyedot sedikitnya sekitar 100 ribu wisatawan. Ramainya kunjungan itu menjadi berkah tersendiri bagi Lombok sebagai tuan rumah.
Untuk mengantisipasi ketersediaan akomodasi di Lombok, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana akan mendorong munculnya akomodasi-akomodasi sementara. Langkah ini diambil untuk menampung penonton MotoGP.
Opsi yang ditawarkan antara lain penginapan di tenda atau glamping. Selain itu, kapal-kapal cruise yang bersandar di dermaga Pelabuhan Lombok juga akan digunakan sebagai akomodasi sementara.
Bila kapasitas di Lombok dirasa masih tidak cukup, pemerintah mewacanakan akan mengarahkan wisatawan tinggal di Bali. Begitu juga dengan destinasi sekitar Nusa Tenggara Barat.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) berusaha mendorong desa wisata menyiapkan akomodasi homestay berbasis warga. Langkah ini sebagai alternatif jangka pendek menjawab kekhawatiran soal jumlah kamar yang belum terjawab.
"Kita ingin menjawab kehawatiran banyak pihak dengan melakukan kerja nyata. Kita sekarang sedang menyiapkan proses penyediaan homestay berbasis warga," ucap Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat H Saepul Akhkam, Jum'at (14/1).
Langkah yang diambilnya ini dianggap baru sebagian kecil dari desa-desa yang diundang untuk dicek. Hal itu sembari menunggu desa-desa lain untuk menunjukkan minat untuk didampingi.
Jangka pendek ini, tambahnya, akan berkelanjutan karena event ini tidak hanya sekali saja.
Tidak hanya gelaran MotoGP yang memiliki kontrak selama 10 tahun saja. Ada juga gelaran World Super Bike, World Series Surfing, dan event-event bertaraf nasional maupun internasional lainnya.
Sedangkan untuk jangka panjang, yakni menciprakan sapta pesona dapat hidup berkembang dan terimplementasikan sampai ke level desa.
"Secara ekonomi, kita berharap perputaran uangnya itu jangan hanya di satu tempat, tapi bagaimana efek domino dari event besat seperti Moto GP dan event lainnya itu dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," imbuhnya.
Dengan perputaran ekonomi yang nyata, jelasnya, pemerintah tidak bicara retribusi daerah dan pendapatan asli daerah, tapi bagaimana multiplier efek dapat dirasakan langsung masyarakat.
Muktiflier ini dapat dirasakan melalui penyediaan fasilitas akomodasi, atraksi sehari-hari mereka dan kuliner, serta ekonomi kreatif lainnya.
Rencana Dispar Lobar melakukan pendampingan di desa wisata untuk ketersediaan homestay sangat diapresiasi para pengelola desa wisata yang hadir. Terlepas dari kesiapan yang ada saat ini, mereka mengaku bersemangat mengikuti program yang dicanangkan Dispar ini.
"Kami sangat siap untuk didampingi," tegas Kepala Desa Sesaot, Yuni Hari Seni.
Ia menuturkan, sebelumnya Desa Sesaot sudah memanfaatkan rumah warga sebagai homestay. Respon warga diakuinya sangat positif.
"Kemarin ada kegiatan kemudian menginap di rumah warga. Ternyata Alhamdulillah ada manfaat besar yang dirasakan oleh warga," akunya. (jl)