Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Timur HM Juaini Taopik M.AP |
Selong-- Pihak PT Eco Lombok Solution (ESL) memaparkan sejumlah persolan berinvestasi di kawasan selatan Lombok Timur. Salah satu hal yang dikeluhkan investor asal Swedia ini ialah penggembalaan kerbau yang memasuki kawasan perusahaan tersebut.
Menurut mereka tak kurang dari 800 ekor kerbau merumput di lokasi perusahaan tersebut, yang mengakibatkan kerusakan. Sebelumnya perusahaan ini juga mengaku menghabiskan dana tidak kecil untuk membongkar kandang kerbau ilegal di lokasi yang sama.
Prihal itu diungkapkan saat rapat bersama pihak PT ESL, Pemerintah Provinsi NTB, Taman Nasional Gunung Rinjani dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, kemarin (25/1)
Sekda Kabupaten Lombok Timur, Muhamamd Juaini Taofik, dalam kegiatan tersebut menawarkan solusi yaitu dengan menyediakan lahan seluas sepuluh hektar untuk penggembalaan kerbau-kerbau itu.
"Solusi tersebut telah ditawarkan kepada para pemilik kerbau dan dapat diterima," ucapnya
Namun demikian, Pemda dalam persoalan ini menemui kendala. Yakni berupa belum menemukan lahan yang cocok.
Melalui pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati Lotim menyepayakati, untuk memanfaatkan lahan di luar kawasan hutan Sekaroh. Yakni lahan yang merupakan cikal bakal hutan desa. Para penggembala dan ternaknya nantinya akan diarahkan untuk menggembala di areal tersebut.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Muhammad Nur, yang mewakili Pemerintah Provinsi NTB dan memimpin rapat menyebut, langkah ini dilakukan sementara adanya solusi jangka panjang yang menguntungkan bagi semua pihak.
Ia mengingatkan potensi penggembalaan kerbau yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu atraksi dalam upaya pengembangan pariwisata kawasan selatan.
"Bagaimanapun mempermudah investasi tidak harus meninggalkan kearifan lokal atau meninggalkan kepentingan pihak lainnya," pungkasnya (kin)