Selong-- Pada tahun 2018 lalu, indeks ketimpangan gender di Kabupaten Lombok Timur, mencapai angka 0,42. Berdasarkan rilis Badan Pusat Stastik (BPS), angka tersebut mengalami trand psitif yakni turun menjadi 0,299 pada tahun 2021.
Sekda Lombok Timur, H Muhammad Juaini Taofik, mengatakan dalam sambutannya, prihal itu bermakna semakin kecilnya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di daerah ini. Ia menyebut keterlibatan organisasi atau lembaga Swadaya yang fokus pada persoalan perempuan sangat membantu Pemda mewujudkan hal tersebut.
"Hal tersebut bukan semata karena kerja Pemerintah mengimplementasikan salah satu target RPJMD 2018-2023, melainkan juga sebagai hasil kerja bersama semua pihak," kata pria yang karib disapa Ofik ini, Selasa (8/3).
Kunjungan kerja Menteri PPPA Senin kemarin, di desa Labuhan Lombok, Kecamatan Labuan Lombok, Lotim disebutnya menjadi penyemangat, khususnya agar Pemda fokus pada 13 Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di daerah. Yang diharapkan dapat semakin menekan ketimpangan gender.
Lantaran itu, tak lupa dirinya juga meminta dukungan dan kerja sama semua pihak, termasuk oraganisasi dan lembaga non pemerintah yang hadir pada kesempatan tersebut.
"Begitu juga dengan lembaga yang telah bekerja sama dengn Pemda Lombok Timur," ujarnya
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menekankan pentingnya implementasi atas penandatanganan komitmen bersama pada yang baru saja dibuat.
Ia mengingatkan, pentingnya perwujudan sepuluh indikator desa ramah perempuan dan peduli anak di 13 desa model yang sudah disepakati. Ia berharap, dengan dimulainya dari desa berbagai persoalan terkait isu perempuan dan anak yang disebutnya multisektoral serta sangat kompleks dapat terurai dan diselesaikan.
"Saya berharap model desa tersebut dapat direplikasi oleh desa lainnya di daerah ini," harapnya
Dengan begitu, lanjutnya, berbagai persoalan seperti perkawinan anak, kekerasan dalam rumah tangga dan persoalan lainnya dapat terus diminimalisasi.
Bintang mengingatkan, kebijakan mewujudkan desa ramah perempuan dan peduli anak dapat memanfaatkan dana desa.
Adapun 13 desa yang dinobatkan sebagai desa ramah perempuan dan peduli anak adalah Labuhan Lombok, Terara, Montong Betok, Lenek Kalibambang, Loyok, Menceh, Gereneng Timur, Jerowaru, Paremas, Pandan Wangi, Wakan, Sukaraja, dan Borok Toyang.
Pada kegiatan tersebut selain menggelar dialog ditandatangani pula komitmen bersama 13 desa ramah perempuan dan peduli anak oleh para Kepala Desa dan Perwakilan CSO yang disaksikan oleh Menteri PPPA, Sekda, dan Kadis P3AKB.
Usai acara Menteri beserta rombongan meninjau display produk Sekolah Perempuan dan selanjutnya bertolak ke Sekolah Perempuan Murah Hati di Aikmel.
"Saya ingatkan untuk memaksimalkan dana alokasi khusus (DAK) non fisik yang serapannya masih tergolong rendah di Lotim," tandasnya (kin)