Realisasi RSUD tersebut bukan dimulai tahun 2023 mendatang seperti rencana sebelumnya, melainkan mulai tahun 2022 ini. Pemerintah akan mengupayakan pengaggarannya pada APBD perubahan.
Sedikitnya Rp10 M akan dialokasikan untuk pembangunan Instalasi gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sementara itu dana yang sedianya untuk rehabilitasi Puskesmas Masbagik pasca gempa dengan alokasi Rp.750 juta akan dimanfaatkan menyusun detail engineering design (ded) dari rencana RSUD tersebut.
Komitmen tersebut disampaikan Bupati saat bersilaturahmi dengan masyarakat Masbagik yang diwakili berbagai unsur. Silaturahmi berlangsung di Ruang Rapat Bupati pada Selasa (29/3).
Didampingi Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dan sejumlah OPD lainnya, Bupati sempat merunut rencana pembangunan peningkatan Puskesmas Masbagik menjadi rumah sakit umum daerah tersebut. Bupati berharap silaturahmi tersebut dapat mengeliminasi miskomunikasi antara Pemda dengan masyarakat Masbagik yang dinilai seharusnya tidak terjadi.
RSUD Masbagik menjadi salah satu upaya mendekatkan sekaligus melengkapi akses layanan kesehatan bagi masyarakat Lombok Timur.
Selain RSUD Masbagik, dalam waktu dekat juga akan dibangun RSUD di Suela dengan dana bersumber dari Pemerintah Pusat senilai Rp. 40 milyar. RSUD tersebut semula akan dibangun di kecamatan Aikmel atau Lenek.
Akan tetapi karena jarak dua kecamatan ini dinilai Pemerintah Pusat masih terlalu dekat dengan RSUD dr. R. Soedjono Selong, maka lokasinya digeser ke Kecamatan Suela. Pemindahan ini juga yang mendukung semakin kuatnya rencana keberadaan RSUD di Masbagik.(hs)