Selong-- Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur, sepertinya sangat serius dalam mengejar ketinggalan pada sektor Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terbukti dengan terbentuknya Tim Percepatan IPM Lotim.
Bukti lainnya ialah, belakangan Bupati Lombok Timur,HM Sukiman Azmy, kerap menyinggung persoalan tersebut. Bahkan untuk menggapai kemajuan IPM, dirinya telah menempuh jalan terjal untuk dapat menggenjot keadaan disektor itu.
Baru-baru ini, ia memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudyaan beserta jajarannya untuk melakukan hal yang penting terkait hal itu. Beberapa persoalan diantaranya yaitu prihal gedung sekolah.
"Beberapa persoalan pada penyelenggaraan pendidikan diantaranya ialah gedung sekolah tidak layak, namun tak kunjung direnovasi karena alasan Kasek yang tidak mengisi Dapodik," ungkap Sukiman
Lantaran itu dirinya dengan tegas memerintahka dinas terkait untuk memberikan sanksi bagi Kepala Sekolah yang tak mengisi Dapodik. Tentunya hal itu akan berbuntut pada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sekolah terkait.
Selain itu, untuk menaikan posisi IPM di Gumi Patuh Karya, dirinya telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi baik lokal hingga di luar daerah. Tujuan kerjasama itu hanya untuk meningkatkan kualitas guru di Lotim.
"Saya ingatkan untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga pengajar sebagai pilar pendidikan," tegasnya
Hal senada yang dilakukan oleh Seda Lotim, HM Juaini Taofik, pada saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lombok Timur, kemarin. Menurutnya setidaknya ada tiga poin penting yang disampaikan untuk meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Lotim yang masih menempati posisi ke delapan. Yakni diantaranya mempercepat penyetaraan pendidikan, menggandeng perguruan tinggi.
"Kita akan melanjutkan kerjasama atau bertemu kembali dengan beberapa perguruan tinggi yang sebelumnya sudah melakukan MoU," kata dia
Taofik menilai Lombok Timur memiliki potensi yang bagus di sektor kesehatan, diantaranya dengan dijadikannya wilayah tersebut sebagai daerah fokus penurunan angka kematian ibu dan anak sekaligus penurunan angka stunting.
Menurutnya Pemda setempat telah bisa melompat lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya. Selain sektor pendidikan dan kesehatan, sektor ekonomi juga dinilainya sudah bagus, minimal dari aspek pemerataan, di mana indeks gini ratio berada di posisi ke tiga.
"Ini strategi, manfaatkanlah dua situasi tersebut, yakni dimana Lotim mendapatkan rumah sakit kesehatan ibu dan anak, lalu kita sebagai fokus untuk lima kabupaten/kota penurunan AKB termasuk penurunan angka stunting,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Lotim, Hj Baiq Miftahul Wasli, memaparkan gambaran capaian IPM di Gumi Patuh Karya, juga berbagai faktor pendukung termasuk program yang telah dicapai dalam upaya percepatan peningkatan sektor itu.
Ia memaparkan, selama tahun 2019-2022 berdasarkan hasil penghitungan BPS, IPM Lombok Timur berada di posisi 8 dari 10 kabupaten/kota dengan nilai 66,66.
"Karena itu dibutuhkan upaya percepatan, apalagi untuk mengejar target posisi ke-7 pada akhir RPJMD 2018-2023," terangnya (kin)