Selong --Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menggelar edukasi dan sosialisasi pasar modal, Sabtu, 24 September 2022.
Kegiatan yang berlangsung di Seco Cafe, Pusat Pertokoan Pancor, tersebut dilaksanakan untuk mengenalkan pasar modal kepada masyarakat luas.
Ketua BPC HIPMI Lotim Zainal Abidin mengatakan kegiatan tersebut hadir memberikan edukasi ditengah maraknya investasi bodong yang banyak memakan korban khususnya masyarakat Lombok Timur.
Ia mengatakan untuk mendapatkan sebuah hasil tidak melulu tentang bekerja, hal lain yang bisa dilakukan yakni dengan cara berinvestasi.
"Melalui program ini kita bisa mengenal investasi, terlebih di Lotim banyak yang tertipu oleh investasi bodong yang boming di awal tapi buntung di akhir", ucapnya.
Zainal berharap dengan adanya kolaborasi dalam kegiatan program sekolah pasar modal dalam rangka mengedukasi masyarakat, khususnya para pelaku usaha muda bisa lebih memahami pasar modal.
Ditempat yang sama RO Sucor Sekuritas, Rachman Hadi Saputra menjekaskan Pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2015 lalu telah mengkampanyekan "Yuk Nabung Saham".
Kampanye itu dilakukan untuk memberikan edukasi menyerluruh kepada masyarakat ditengah maraknya Investasi Bodong.
Dijelaskan Rachman akhir-akhir ini Kampanye tersebut semakin digalakkan setelah ditangkapnya beberapa aviliator investasi bodong yang viral diberitakan media.
Di NTB kata Rachman, korban investasi bodong sebagian besar berada di Lombok Timur.
Hal tersebut dilatar belakangi rendahnya tingkat literasi dan inklusi finansial masyarakat di bidang pasar modal.
Sehingga urai dia, mengakibatkan kejahatan di bidang Finance, seperti investasi bodong banyak merambah ke daerah sehingga menyebabkan kerugian finansial.
Rachman lebih jauh menjelaskan, melakukan investasi di Bursa efek tidaklah sulit. Hanya dengan mempunyai KTP, Rekening Bank, NPWP serta saldo awal untuk transaksi di BEI, siapapun bisa melakukan investasi tersebut.
"Harga lembar saham di BEI paling murah itu lima puluh ribu rupiah, dan kita sudah bisa mebeli kepemilikan perusahaan saham ada sertifikat hak milik", jelasnya.
Selama ini, jelas Rachman bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) di dominasi oleh investor asing, sehingga harapannya dengan kegiatan ini masyarakat Indonesia khususnya di Daerah bisa ikut berperan serta menjadi investor yang akan membantu peningkatkan perekonomian negara dan akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
"Sesuai dengan program pemerintah semakin banyak dari daerah menjadi investor retail," tandasnya.(hs)