Selong-- Ada yang berbeda, Tak hanya warga setempat, kegiatan ini dihadiri puluhan warga Songak yang menetap diluar, dan Bupati Lombok Timur.
Inan Gawi Bejango Bliq, Rofil Khairuddin mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi akbar warga Songak. Baik yang ada di Songak maupun yang menetap diluar.
"Bejango artinya saling mengunjungi dan Bliq artinya besar, jadi acara ini silaturahmi akbar," terang pria yang karib disapa Rofil itu.
Pelaksanaan kegiatan ini, diawali dengan pelaksanaan ritual Bejango, yang merupakan warisan nenek moyang setempat. Ritus itu, disebutnya warisan nenek moyang masih hidup hingga saat ini.
Dikatakan, pelaksanaan ritual itu dimulai dari masjid kuno menuju ke makam keramat. Dengan maksud, jelas dia, bersilaturahmi rohaniah dengan para leluhur, sesuai dengan pesan yang ditinggalkan.
"Kegiatan ini juga sudah masuk ke kalender of event Lombok Timur. Dan kami berkomitmen untuk terus melaksanakannya dan mewarisi ke generasi selanjutnya," ucapnya
Sementara itu Pembina Lembaga Adat Dharma Djagat, Murdiyah menjelaskan, makna ritual bejango ini, selain silaturahmi rohaniah, juga memiliki arti mengingat perjalanan kematian.
Siapa pun yang meninggal, bagi umat muslim khususnya di Songak, usai kewajiban memandikan di kediamannya mereka bakal dibawa menuju ke masjid dulu sebelum ke makam.
"Maka dari itu kita diminta memakmurkan masjid dan berdoa disana sebelum kita menuju ke kuburan," ucapnya
Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy, dalam pidatonya mengatakan, kegiatan bejango ini merupakan hal yang positif yang selaras dengan nilai agama serta budaya.
Sebab, kata dia, bejango memiliki nilai yang sangat erat kaitannya dengan silaturrahmi. Dalam islam, jelasnya, banyak sekali manfaat yang bisa didapati jika seseorang melakukannya.
"Bisa panjang umur, murah rizki, ditambahkan ilmunya," terang Sukiman
Untuk itu ia mengajak untuk tetap mempertahan budaya tersebut kedepannya. Sembari mengambil berkah karena pelaksanaannya tepat di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.