Beginilah suasana pelantikan PPK se-Kabupaten Lombok Timur
Selong-- 105 anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Lombok Timur resmi dikukuhkan. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di aula Hotel Grand Orry, Tete Batu Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Rabu (4/1).
Hadir dalam acara tersebbut, Ketua KPU Provinsi NTB, Ketua DPRD Lotim, Ketua Bawaslu, Jajaran Forkopimda dan pimmpinan OPD yang diwakili oleh Sekertaris BKPSDM.
Ketua KPU Lombok Timur, Dr. Junaidi mengungkapkan, PPK tidak cukup samapai seleksi. Kedepan ada tugas baru yang harus diemban oleh anggota PPK. Ia menyebut, dalam mengemban tugas tersebut harus dilakukan sungguh-sungguh sesuai dengan sumpah yang telah diambil.
Jika jngin tetap menjadi penyelenggara, sambunganya, senantiasa memegang sumpah dengan berpegang teguh pada komitmen saat menjalani prosesi seleksi wawancara.
Lombok Timur, kata dia, merupakan salah satu kabupaten yang paling sukses menyelenggarakan pemiliu pada tahun 2019, meski pada 2017 sempat menjadi daerah paling rawan tingkat nasional.
"Hal itu, menjadi beban tanggung jawab yang harus dipertahankan oleh penyelenggara pemilihan di Kabupaten Lombok Timur," ucapnya.
Ia berpesan, senantiasa mengingatkan kepada keluarga. Hal itu agar tidak terjadi oenghalang untuk bekerja.
Ketua KPU Provinsi NTB, Suhardi Soud
Hasil pemilu harus dapat diterima oleh masyarakat. Karena itu KPU RI menghunakan digitalisasi pemilu.
PPK hari ini, kata dia, merupakan badan adhoc yang berbeda lantaran sejak seleksi telah melalui digitalisasi. Hal itu membuktikan bahwa kompetisi PPK tidak diragukan lagi.
Yang dibutuhkan, sambungnya, yang pertama ialah pikiran yang berisi kemampuan, pengetahuan dan pengelolaan tim.
Yang harus diselesaikan ialah, supertim atau tim hebat yang mau berdiskusi dan menerima pendapat dari masyarakat.
Yang kedua ialah keterampilan dalam mengambil keputusan. Sebab, dibawahnya akan ada PPS, Pantarlih dan seterusnya. Selain itu, bertanggung jawab pada daerah pemilhan masing-masing.
"PPK tidak butuh mentalitas korban," tegasnya
Selanjutnya ialah spirit yang harus dijaga. Termasuk do'a, mentalitas solutif.
"Yang terpenting ialah membangun kolaborasi dengan camat dan kepala desa, Selain itu berkolaborasi dengan Panwancam," pungkasnya. (jl)